Weekend!

Hari yang paling di tunggu. Selain buat istirahat dari kesibuk penat-an, diantara dua hari ini bisa dimanfaatkan untuk berwisata murah meriah bersama keluarga dan orang tercinta *uhuk. Kali ini kita memilih Taman Buaya Cibarusah, yang disinyalir sebagai penangkaran buaya terbesar di Asia. Saat pertama kali mendengar nama Cibarusah, rasanya perjalanan kaliini jauh meski masih di Bekasi. Dan ternyata gak jauh banget kok, lewat jalur villa nusa indah lurus terus sampai Bantar Gebang, lurus lagi arah Cibitung, darisini tinggal mengikuti jalur yang ke Cibarusah. Jatiwaringin ke Cibarusah sekitar 1,5 jam. Lokasinya yang berada di pinggir jalan raya membuat Taman Buaya Cibarusah gampang ditemukan (kalo gak nyasar yah).
Setelah puas berkeliling, saya memilih ayunan yang dibawah pohon rindang sebagai bangku istirahat. Seperti kembali kemasa kecil saat duduk diayunan apalagi berbincang tentang masa depan. *eh ini masih di Taman Buaya yah* skip..
Meskipun kondisinya seperti sekarang, saya masih bisa menikmatinya apalagi bisa bertemu buaya-buaya asli (bukan buaya darat lagi) Hahahha. Well, saya berharap jika nanti berkunjung lagi ada penampakan yang berbeda. Lokasi yang lebih terawat, cat tembok yang diperbarui, gubukan yang bersih, musholla yang rapi+bersih, arena bermain anak yang layak pakai, buaya dengan ebih banyak jenisnya yang disertakan papan deskripsi dari masing-masing jenis buaya, dan hiburan (aktifitas pemberian makan, atraksi buaya dan spot foto bareng buaya ). Mengingat harga masuk yang lebih mahal dibanding biaya masuk ke Kebun Binatang Ragunan. Sayonara buayaa.....

Hari yang paling di tunggu. Selain buat istirahat dari kesibuk penat-an, diantara dua hari ini bisa dimanfaatkan untuk berwisata murah meriah bersama keluarga dan orang tercinta *uhuk. Kali ini kita memilih Taman Buaya Cibarusah, yang disinyalir sebagai penangkaran buaya terbesar di Asia. Saat pertama kali mendengar nama Cibarusah, rasanya perjalanan kaliini jauh meski masih di Bekasi. Dan ternyata gak jauh banget kok, lewat jalur villa nusa indah lurus terus sampai Bantar Gebang, lurus lagi arah Cibitung, darisini tinggal mengikuti jalur yang ke Cibarusah. Jatiwaringin ke Cibarusah sekitar 1,5 jam. Lokasinya yang berada di pinggir jalan raya membuat Taman Buaya Cibarusah gampang ditemukan (kalo gak nyasar yah).
Sesampainya disana, sepi! Ini hari minggu lohh tapi hanya ada dua mobil dan beberapa motor yang terparkir. Tiket masuknya Rp 20.000/dewasa dan Rp.10.000/anak-anak. Kondisi penangkaran yang disayangkan, lokasinya teduh tapi tidak terawat. Banyaknya gubukan kantin yang kosong dan permainan anak-anak yang rusak menjadi pemandangan pertama saat memasuki Taman Buaya ini. Ya wajar saja karna setelah mengobrol dengan petugas tiket masuk, taman buaya ini millik keluarga Tionghoa yang tinggal di Jakarta. "Dulu saat almarhum bapaknya yang mengelola, taman ini ramai pengunjung karna setiap minggunya selalu ada atraksi. Tapi, saat alm meninggal ya seperti ini sekarang ini deh.." ujar Pak Aboy.
Sayang sekali, yang katanya Taman Buaya terbesar di Asia ini sekarang sudah tidak banyak memikat pengunjung. Tidak ada aktifitas memberi makan buaya, atraksi buaya, ataupun spot foto bersama buaya. Pertama masuk ada sekitar enam kolam berukuran sekitar 100 m berpagar sekitar 1,5 m. Empat kolam diantaranya berisi 10-20 buaya besar jenis Buaya Muara, Buaya Albino, Buaya Irian, Buaya Sumatera, dan Buaya Kalimantan. Ada juga tiga kolam kecil berukuran 2x1 m, kolam pertama dihuni satu anak buaya muara panjangnya sekitar 50 cm, kolam kedua dihuni satu buaya tanpa ekor (buntung) panjangnya sekitar 30 cm berat sekitar 15 kg yang kata Pak Aboy buntung sejak lahir, dan kolam ketiga dihuni oleh anak buaya Albino kecil panjangnya sekitar 30 cm. Masuk lebih dalam lagi ada dua kolam berukuran 5 x 15 m yang di huni oleh tiga buaya beeeeeeeeeesar jenis Albino, tetangganya Buaya Muara Besar yang sendirian. Duh kalian bikin saya deg-degan klo terlalu lama disini.
Gak jauh dari kolam ini ada arena pertunjukan tapi hariini ditiadakan . Arena yang dihuni buaya-buaya yang saya gatau jenis apa (karna gak ada tulisannya) tapi yang saya tau buaya-buaya didalam arena ini cukup banyak sekitar lima buaya besar berukuran 2 m, lima buaya sedang berukuran 1,5 m yang galak-galak berada di dalam arena berukuran sekitar 70 m dan dipagar besi sekitar 2 m.
Eitssss.. ada yang lagi berendam didalam kolam berukuran seperempat lingkaran dengan mata tajam memantau, ada yang sedang berteduh dibawah atap panggung pertunjukan, dan ada juga yang mantau kami dari atas kolam. Seru kan? Berasa di awasin pengawas saat lagi ujian. Untungnya ada lagu-lagu dangdut yang terdengar saat didalam arena ini yang membuat suasana gak terlalu mengerikan. Arena yang gak banyak pengunjung, bau pengap dari kolam berendamnya buaya, musik dangdut yang diputar, duduk diatas podium saat melihat sekeliling arena sudah membuat geleng-geleng kepala saya.

Eitssss.. ada yang lagi berendam didalam kolam berukuran seperempat lingkaran dengan mata tajam memantau, ada yang sedang berteduh dibawah atap panggung pertunjukan, dan ada juga yang mantau kami dari atas kolam. Seru kan? Berasa di awasin pengawas saat lagi ujian. Untungnya ada lagu-lagu dangdut yang terdengar saat didalam arena ini yang membuat suasana gak terlalu mengerikan. Arena yang gak banyak pengunjung, bau pengap dari kolam berendamnya buaya, musik dangdut yang diputar, duduk diatas podium saat melihat sekeliling arena sudah membuat geleng-geleng kepala saya.

Lokasi yang luas dengan minimnya perhatian juga perawatan dari pemilik membuat Taman Buaya ini sayang jika sampai di tutup karna disinilah kita bisa mengetahui jenis reptil buaya selain buaya Muara, kan konon Taman Penangkaran Buaya ini di cap sebagai yang terbesar di Asia. Jika masih seperti ini penampakannya, sangat memprihatinkan. Betul gak? hehehe.

Komentar
Posting Komentar